IBD_Topik 3_Buadaya Tarian Lokal

Nama : Tifal Rahmawati
NPM  : 21222950
Kelas  : 1EB02
Tugas Topik 3


BUDAYA TARIAN LOKAL

"TARI JAIPONG"


I.  Latar Belakang

        Seni tari dapat dikatakan sebagai bagian dari kebudayaan yang ada pada setiap daerah. Di Indonesia sendiri seni tari sangatlah banyak dan beragam,  serta disetiap gerakannya merupakan ciptaan dari masyarakat Indonesia yang di mana di dalam setiap gerakan memiliki filosofi atau artiannya masing-masing. 

        Pada dasarnya seni tari merupakan suatu gerakan tubuh atau hanya sebagian gerakan tubuh yang dilakukan dengan ritme serta waktu tertentu untuk menungkap pikiran, perasaan, dan tujuan dengan iringan musik atau tanpa musik. Dalam KBBI, seni tari adalah seni yang mengenai tari-menari (gerak-gerik yang berima). Sementara itu, tari dalam KBBI adalah gerakan badan yang berirama, biasanya diiringi alat musik, seperti gamelan dan sebagainya. Dapat disimpulkan bahwa unsur tari adalah gerakan itu sendiri.


II.  Pembahasan

       


        Salah satu tarian tradisional yang ada di Indonesia adalah Tari Jaipong. Tarian ini merupakan jenis tarian yang berasal dari daerah Jawa Barat, yang awalnya berkembang di daerah Bandung dan Karawang. 

        Tari Jaipong adalah tarian gabungan dari sejumlah kesenian tradisional, seperti pencak silat, ketuk tilu, dan wayang golek. Tarian ini juga memiliki berbagai gerakan yang unik, energik, dan sederhana. Tari Jaipong juga dimainkan dengan suasana yang humoris, dan ceria. Sehingga tarian ini dapat menghibur para penonton yang menyaksikannya.

a. Sejarah dan Asal Tari Jaipong

        Tari Jaipong merupakan sebuah tarian tradisional yang berasal dari daerah Karawang, Jawa Barat. Tarian ini berkembang pada tahun 1960-an. Awalnya tarian ini dikenal oleh masyarakat dengan nama tarian "Tari Banjet". Sebuah pertunjukan kesenian tari yang ditampilkan dengan gerakan tari dan diiringi alunan musik berupa instrumen gamelan.

        Tari Jaipong adalah sebuah tarian inovasi yang dibuat oleh seorang seniman yang berasal dari daerah Karawang, yaitu H. Suanda. Beliau menggabungkan beberapa macam tarian yang dikuasainya menjadi satu. Tarian tersebut terdiri dari Tari Banjet, Tari Pencak Silat, Tari Ketuk Tilu, Tari Wayang Golek, dan Tari Topeng. Hasil dari pencampuran tersebut yakni munculnya sebuah karya seni daerah yang unik dan digemari oleh masyarakat.
Pada saat beliau mempertunjukan tarian yang dibuatnya, tarian tersebut belum diberi nama Tari Jaipong. Iringan musik yang dipakai dalam pementasan menggunakan alat musik yang diantaranya adalah gendang, degung, gong, dan alat musik yang diketuk lainnya. Perpaduan berbagai jenis alat musik tersebut melahirkan sebuah musik pengiring tarian menjadi sangat energik dan unik. Pada saat pementasan pun tarian ini diiringi oleh nyanyian dari seorang sinden. Kemudian dari pertunjukan tersebut ternyata menarik perhatian dari seorang seniman yang berasal dari daerah Sunda bernama Gugum Gumbira. Kemudian ia pun mempelajari tarian tersebut. Kala itu Gugum Gumbira sudah lihai pada tarian ini. Lalu, beliau menyusun ulang semua gerakan pada tarian itu, hingga akhirnya terciptalah sebuah tarian bernama Jaipong. Pada sejak itulah, tarian ini mulai diperkenalkan oleh masyarakat Bandung.

b. Pola Gerakan Tari Jaipong

1) Bukaan

        Tari Jaipong pada umumnya, penari melakukan gerakan dengan cara berjalan memutar, sembari memainkan selendang yang dikalungkan pada leher penari. Penari melakukan gerakan ini dengan lemah gemulai, dengan tujuan menarik perhatian dari para penonton.

2) Pencungan 

        Gerakan ini merupakan gerakan tari yang memiliki tempo yang cukup cepat dengan iringan alunan musik dan lagu yang cukup cepat pula.

3) Ngala

        Gerakan ini adalah gerakan patah-patah. Gerakan tersebut merupakan perpindahan dari titik ke titik selanjutnya, dan dilakukan dengan menggunakan tempo yang sangat cepat. Gerakan ngala ini menjadi salah satu gerakan yang membuat keunikan tersendiri bagi Tarian Jaipong.

4) Mincit

        Mincit merupakan gerakan terakhir dari Tarian Jaipong. Gerakan ini merupakan perpindahan dari satu variasi gerakan lainnya.

Selain pola gerakan diatas, terdapat juga gerakan dasar yang juga memiliki pengaruh ketika memainkan Tarian Jaipong. Pada umumnya gerakan dasar tersebut terbagi menjadi 3 bagian, yaitu:

  1. Geol merupakan gerak yang berfokus pada daerah pinggul.
  2. Gitek merupakan gerak dengan cara mengayunkan pinggul dengan disertai hentakan.
  3. Goyang merupakan gerak pada bagian pinggul yang dilakukan dengan tidak memakai hentakan.

c. Tata Busana

Busana penari dalam menarikan tari jaipon sangat beragam dan disesuaikan dengan tema pementasan. Akan tetapi busana tersebut tetap bergaya tradisional dan hanya berbeda corak. Berikut adalah kostum penari jaipong dalam setiap pertunjukan, yaitu:

  1. Sinjang – pakaian kain yang mirip celana panjang.
  2. Sampur – Pakaian berupa selendang panjang yang dikenakan di leher. Kain ini adalah property utama dalam tari jaipong karena setiap gerakan penari pasti memainkan sampur. Sampur dimainkan dengan lemah gemulai sehingga tarian terlihat mengalir dengan cantik.
  3. Apok – Bagian ini adalah baju atasan penari pria. Kostum ini dilengkapi kancing seperti pakaian pada umumnya, namun berhiaskan bunga-bunga di beberapa bagian.

d. Ciri Khas Tari Jaipong

        Tari Jaipong memiliki ciri khas khususnya pada Tarian Jaipong gaya kaleran. Diantaranya yaitu humanism, keceriaan, semangat, erotisme, kesederhanaan, dan spontanitas. Ciri khas tarian jaipong tersebut dapat tercermin pada penyajian tariannya. Terdapat pemberian pola atau yang disebut juga dengan nama ibing pola. Ibing pola umumnya dibawakan oleh seorang penari tunggal atau dikenal dengan nama Sinden Tatandakan. Seorang sinden yang tidak bisa menyanyi tetapi menarikan lagu sinden atau istilah yaitu Juru Kawih.

e. Makna Gerakan Tari Jaipong

1) Gerakan Cingeus

        Gerakan tersebut merupakan gerakan pada tari Jaipong dengan cara menggerakkan bagian kepala, dan bagian tubuh secara luwes. Makna dari gerakan ini adalahsebagai bentuk representasi dari keluwesan serta kecekatan seorang perempuan dalam menapaki jejak kehidupan.

2) Gerakan Kaki

        Pada gerakan kaki dibagi menjadi beberapa variasi. Diantaranya yaitu gerak minced, gerak Depok, dan gerak sonteng. Dalam gerakan kaki pada tarian jaipong mempunyai makna mengenai kegesitan, serta sifat adaptif wanita Sunda ketika menjalani kehidupan sehari-hari.

3) Gerakan Meliuk

        Gerakan ini merupakan suatu gerakan meliuk yang dilakukan oleh penari jaipong dengan cara meliuk-liukan bagian tubuh sesuai dengan tempo yang ada pada alunan musik pengiringnya. Gerakan Meliuk merupakan sebuah representasi dari sifat fleksibel yang dipunyai oleh seorang wanita Sunda ketika menghadapi masalah kehidupan.

4) Gerakan Ngagaleong

        Gerakan tersebut merupakan suatu gerakan dengan lebih menonjolkan gerak-gerik pada mata, Nantinya, para penari itu akan memainkan sorot matanya yang tajam pada sebuah objek tertentu. Makna dari gerakan Ngagaleong ini yaitu wanita harus dapat berani dalam menyuarakan pendapat dan bisa melakukan komunikasi secara baik.

5) Gerakan Variasi

        Gerakan ini merupakan gerakan yang dilakukan dengan cara menyesuaikan tempo, dan dinamika alunan musik pengiringnya. Serta gerakan bisa diawali dengan tempo lambat lalu berubah menjadi tempo cepat atau sebaliknya. Makna Gerakan ini yaitu sebagai representasikan sifat yang tidak menjemukkan dan lebih bisa untuk membaur pada segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupanya.

        Tari Jaipong memiliki gerakan dengan gambaran tentang wanita sunda yang tidak pantang menyerah, dan energik, berani, ramah, genit, lincah, mandiri dan bertanggung jawab, namun tetap santun. Lekuk tubuh yang indah merupakan aset yang berharga sehingga menjadi daya tarik yang selalu ditonjolkan pada Tari Jaipong, terdapat pesan tersirat dari Tarian Jaipong, bahwa di balik kelembutan dan keanggungan dari wanita sunda, terdapat juga keinginan untuk menjadi diri sendiri dengan tidak terhambat oleh sudut pandang orang lain.


III.  Kesimpulan 

        Indonesia memiliki banyak jenis tarian disetiap daerahnya, salah satunya adalah Tari Jaipong. Tari Jaipong adalah tarian gabungan dari sejumlah kesenian tradisional, seperti pencak silat, ketuk tilu, dan wayang golek. Tarian ini juga memiliki berbagai gerakan yang unik, energik, dan sederhana. Tarian yang berasal dari Karawang, Jawa Barat ini berkembang pada tahun 1960-an yang di pelapori oleh H. Suanda dari Karawang, dan Gugum Gumbira dari Bandung.

        Tari Jaipong memiliki gerakan dasar yang terbagi menjadi tiga bagian, yaitu gerakan geol  yang merupakan gerakan yang berfokus pada daerah pinggul, gitek merupakan gerakan dengan cara mengayunkan pinggul disertai dengan hentakan, goyang merupakan gerakan pada bagian pinggul yang dilakukan dengan tidak memakai hentakan.
Tari Jaipong memiliki gerakan dengan gambaran tentang wanita sunda yang tidak pantang menyerah, dan energik, berani, ramah, genit, lincah, mandiri dan bertanggung jawab, namun tetap santun.


sumber:

https://www.gramedia.com/literasi/seni-tari/
https://www.gramedia.com/literasi/tari-jaipong/
https://bergaya.id/tari-jaipong/

Komentar